●Aksi Unras Hujani Perilaku TPL, Tapi Masih Sibuk Buat Relis Pencitraan
GORGAJENIUS.id
■MEDAN
Di tahun 2024 ini, aksi demi aksi dan Unjuk Rasa (Unras) di berbagai tempat dan beragam kasus terkait PT Toba Pulp Lestari, Tbk (TPL) eks PT INTI INDORAYON UTAMA itu silih berganti, baik di masing-masing daerah dan akhirnya menggeruduk Markas Polda Sumatera Utara (Mapoldasu).
Sama halnya dengan yang terjadi saat ratusan Aksi Massa melaksanakan gelar demo di depan Mako Polda Sumatera Utara, Senin pagi (25/03/2024) kemarin.
Aksi massa yang tergabung dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Masyarakat Adat dan Pergerakan Perempuan Adat (MAPAP), (GMNI), bersama Masyarakat penduduk yang sekampung dengan Sorbatua Siallagan dari Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun.
Dalam orasi dan sahutan aksi melontarkan “Bebaskan Bapak kami, Sorbatua Siallagan, kami datang kesini menjemput Bapak kami, kami akan bertahan dan bermalam di sini,” ujar Boru Siallagan dengan lantang.
Menurut mereka pihak kepolisian telah mengkriminalisasi Sorbatua Siallagan, atas laporan ‘si TPL’. Dan sebahagian warga juga menyampaikan ini akibat ulah si TPL. Masyarakat jadi korban, dan kami hanya mempertahankan tanah adat kami.
Dari situsi cuaca hujan dan panas silih berganti, namun tampaknya tidak menurunkan semangat pendemo dan bahkan makin berapi-api.
“Masih semangat, ucap juru bicara aksi massa pendemo. Masih,” jawab massa kompak dan berkali-kali.
Aksi yang diikuti dari para ibu-ibu dan orang tua sempat terlibat saling dorong dengan aparat kepolisian, karena mereka dihadang masuk.
Kayanma Polda Sumut, AKBP. Reza P Lubis berdiri di samping Mobil Komando meminta aksi massa untuk mundur dan membubarkan diri.
Reza menyebut bahwa aksi massa tidak memiliki izin melakukan demo itu.
“Kami minta segera membubarkan diri, karena tidak memiliki izin, kalian tidak memiliki izin demo di Polda Sumatera Utara ini,” ucapnya.
Reza menyampaikan prosedur penangkapan yang mereka lakukan kepada Sorbatua Siallagan sudah tepat dan saat meminta perwakilan aksi massa pendemo untuk bertemu namun tidak mau.
Dan ternyata upaya paksa penangkangkapan dilakukan Polisi karena Sorbatua Siallagan tidak memenuhi Panggilan Polisi sebanyak 2 kali.
Alasan pemanggilan menurut Polda berdasarkan Laporan Polisi bernomor (LP)/B/717/VI/2023/SPKT/Polda Sumatera Utara tertanggal 16 Juni 2023 dengan Pelapor PT. Toba Pulp Lestari.
● Aksi Unras Hujani Perilaku TPL, Tapi Masih Sibuk Buat Relis Pencitraan
Seperti biasa dan sudah seperti tradisi di bagian kehumasan TPL dimana ada keributan dan aksi-aksi massa terkait TPL, pembagian berita relis untuk disiarkan disejumlah media kembali digerakkan.
“Saya dikirim Relis Berita TPL perihal petani cabai di Desa Pondok Buluh, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, kampungnya Sorba Tua dan masyarakat pendemo, di Mapolda itu.
Menurut teman sejawar di Insanpers ini, bawa Relis TPL itu dibagikan ke mereka dengan janji uang relis, isi Relisnya “Cabai menjadi salah satu bahan pokok yang sangat dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Tak heran jika banyak orang yang banting setir membudidayakan tanaman cabai demi bisnis, salah satunya adalah KTH Dolok Parmonangan Nauli”.
KTH Dolok Parmonangan Nauli sudah berdiri sejak tahun 2022 terdiri dari 30 Kepala Keluarga (KK) yang merupakan kelompok tani binaan TPL sektor Aek Nauli (AEN), kelompok ini terbentuk karena adanya dukungan dari TPL melalui program intercrop. Sebelumnya TPL telah memberikan dukungan berupa bibit cabai, pupuk, kompos, mulsa serta monitoring pembinaan rutin terhadap tanaman intercrop KTH.
Program intercrop ini merupakan pola menanam tanaman yang berdampingan dengan pohon eukaliptus. TPL sendiri mengenalkan program Intercrop dan coba diinisiasi kepada mitra PKR dan Kelompok Tani Hutan (KTH) binaan TPL. Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas lahan sehingga petani bisa memperoleh tambahan penghasilan.
Begitulah siasat TPL seolah berbudi luhur kepada sejumlah petani. Kalau ini benar adanya demi kepentingan masyarakat, lalu kenapa TPL disejumlah daerah di ributi, dan dituding biang kerok banjir Bandang seperti di Kenegerian Sihotang yang sampai saat ini belum tertuntaskan.
Lalu Demo Aliasnsi Masayarakat Sumatrra Utara Bersatu, perihal penyerobotan lahan dan pengersukan tanaman masyarakat di Tapsel.
Dan sekedar info dalam pencarian banyak tim media, “Adanya dugaan Kebun Karet milik marga S di salah satu lahan konsesi milik perusahaan Raksasa itu”. Ini masih dalam Pulbaket (pengumpulan bahan keterangan,red). Dan suatu saat akan kita gass…!. Ujar sumber.
°jessihotang